Edisi : 9 februari 2011
Variasi itu belum Nampak

Ketika sudah memilih dan menetapkan diri mendaji seorang saintis maka aka nada konsekuensi terhadap pilihan itu. Tak da jalan yang mudah. Semuanya butuh usaha dan kerja keras. Cerita dari dosen-dosen ku tentang perjalanan mereka ternyata luar biasa melebihi apa yang aku lakukan dan aku akan menggantikan jejak mereka 5 tahun lago. Dan disinilah semuanya bermula. Ekpedisi mengungkap ilmu Allah yang Maha luas. Merancang grand design penelitian tuk kepentingan umat masa depan dari hal kecil yang akn memberikan informasi kedepan.
Tambang, kabupaten Kampar, di sebuah desa kecil pinggir jalan aku menemui seorang petani nenas yang baik hati menjadi semangat awal dalam ekplorasi variasi nenas Kampar. Jalan ke lokasi sudah ditempuh bolak-balik beberapa kali disaksikan oleh sapaan individu nenas disetiap kebun, tebu jalan tanah saat kemarau, lumpur gambut saat hujan, bisikan hembus angin dahan pohon karet, dan tentu belai sinar matahari siang. Tak masalah. Demi sebuah cinta. Demi secuil pengetahuan.
Hari ini start mengukur 5 individu nenas. Ku berharap ia tidak marah ku mengobrak-abrik tubuhnya. Ku berusaha memperlakukannya dengan lembut karena ku takut sang duri yang tajam menggores kulit ku. Yah walau tersapakan beberapa garis, ku tahu setelah aku membasuh air ke jasad ku terasa perih ^_^, itulah perjuangan. Ah jika ku selalu sadar apa yang ku lakukan ini dipertanggung jawabkan dimahkamah Allah aku akan selalu rela dengan segala ketetapan Allah. Semoga…
Ku cari individu yang menarik hati dan ku pikir ideal untuk ku pilih. Ku dapati karakter unik pada daunnya. Merah ranum menghiasi ujung daun. Ku mulai mengukur ideal tubuhnya. Diameter batang, jumlah daun, panjang daun, duri daun, bunganya. Begitu juga dengan teman mu yang lain. Data awal darinya membuat aku bisa sedikit tersenyum setelah kemaren menangis seharian T_T. semoga 45 sahabatnya yang lain menyambut kedatanganku dengan suka cita. Aku minta maaf jika diawal aku tidak mencintai mu. Tapi kata sahabat ku cinta itu bisa di timbulkan. Makanya aku berusaha sampai saat ini mencari hal yang menarik dari mu oh pineapple. Aku harus mengunjungi 9 perkebunan lagi untuk mencari 45 saudaramu yang lain. Di jarak tempuh yang lumayan jauh-jauh karena aku harus mencari kamu yang tersebar. Variasi unik dirimu belum tampak. Kuharap teman mu yang lain yang akan menemani ku melengkapi data mu. Jadilah saksi ku diakhirat nanti untuk menyelesaikan amanah orang tua ku tercinta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Curhat untuk presiden II                                                                                                                                                                                                                                                 
Dan aku menjadi tahu….
(dalam dialog sunyi)

Dan diri tercenung mendapat bait pesan balik dari presiden. Ada Dialog sunyi. Neuron secepat kilat mentrasfer segala rangsang baca yang tertangkap oleh mata untuk diteruskan ke pusat pengendali kehidupan manusia, otak. Ruh memerintahkan sang otak berkompromi dengan jiwanya juga hati tuk meresapi bait-bait makna kata indah itu. Tiba-tiba seketika ia berontak “ itu hanya kata baik syair” . hati mendengar “oh tidak wahai sang pengendali kerja jasad. Dengarkan aku, jiwa dan hati yang tak akan pernah bohong dan bukan menyombong karena itu memang fitrah yang Allah ciptakan kepada kami, maka ikutilah kami. Benar apa yang dikatakan jasad dan sang ruh tegar di seberang sana. Dia juga mengalami itu, sama seperti apa yang dialami diri yang sedang aku tumpangi ini. Maka mari kita merangkul. Dengarkanlah kami, supaya nafsu tak menguasai mu yang membuat mu nanti semakin jauh dariNYA.  Maka dengarkan ia, dengarkan katanya, dengarkan sapaannya..” 

Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman

Wahai diri...
Allah ada tatkala hati terluka
Allah ada tatkala raga menderita
Allah ada tatkala sukma dihina
Allah ada tatkala bahagia menyapa

Wahai diri...
Ujian kan datang silih berganti
seperti layaknya pergantian hari
hadapi ia dengan rumus Illahi
Niscaya kedamaian kan bersemi di hati

Wahai diri...
Jangan pernah takut melangkah
Niatkan semua peran tuk ibadah
selama ikhtiar dan doa melantun indah
Allah jualah pengubur segala resah, gundah dan gelisah
Sabar dan ikhlas ciri mukmin yang kaffah

Wahai diri...
Hidup ini hanya sekali
sejatinya hidup tuk mengabdi
kepada Illahi Robbi penguasa alam ini
jadilah seorang muslim sejati
karena surga-Nya telah menanti

“nah, sudahkah kau teliti dan resapi? Adalah salah yang dikatanya?” lembut nafs bertanya. Senyap beberapa detik disana. “ perintahkanlah aku, apapun yang kau perintahkan untukNYA maka akan aku kerjakan, kumohon kuatkan jua dirimu supaya aku tak mudah dikendalikan oleh nafs jahat yang menjauhkan diri dariNYA”. Nafs terkejut melihat kata taat sang pengendali. Senyum, tenang dan tentram tiba-tiba menyelimuti segenap sudut raga. Dan ia rasa satu garis simetri tertarik, membentuk garisan yang indah menghiasi wajah sang diri. Perang usai, bersama kata sepakat dalam dialog sunyi. Untuk saat ini. Dan semoga seterusnya. Sampai perjuangan usai. Sampai batas waktu yang ditunggu. Allahumaana….
Dan aku menjadi tahu…


                                                                                                                                   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Catatan Deplingdimas


Bijak Moratorium Menggantung, setengah hati kah?

Pemahaman dan penguatan isu lingkungan tentang moratorium gencar dilakukan oleh Deplingdimas dalam rangka persiapan agenda Konferensi Lingkungan bertemakan Moratorium. Ingin menilik lebih jauh tentang kebijakan moratorium di Provinsi Riau khususnya dan Indonesia umumnya, deplingdimas melakukan diskusi lingkungan bagian kedua, mengingat kajian lingkungan bagian pertama dengan DISHUT Provinsi Riau yang dilaksanakan di gedung perpustakaan Universitas Riau Desember lalu tidak melengkapi data yang diinginkan. Diskusi lingkungan moratorium di barengi dengan isu perdagangan karbon, dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2011 lalu bertempat di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Riau. Sepuluh orang pengurus BEM Universitas Riau mengikuti diskusi dengan antusias. Tiga orang pemateri dipersiapkan oleh DISHUT diantaranya bagian pengawasan pengelolaan kawasan hutan, kepala seksi pengelolaan sumber daya hutan dan bagian pengelola perdagangan karbon mekanisme REDD. Diskusi berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.50 wib.

Dinas kehutanan Provinsi Riau merupakan instansi yang berperan dalam pengeloaan hutan Riau dalam rangka mewujudkan kelestarian fungsi hutan sebagai system penyengga kehidupan guna mendukung kesejahteraan rakyat. Dalam pengelolaan kehutanan Riau, DISHUT memiliki beberpa strategi diantaranya menyempurnakan prakondisi pembangunan kehutanan dengan peningkatan kegiatan inventarisasi dan evaluasi kondisi hutan, konservasi dan pelestariaan hutan, rehabilitasi hutan, penelitian kehutanan dan penyempurnaan aparatur dan sarana.  Beberapa kebijakan terkait permasalahan pengelolaan hutan di ambil oleh DISHUT Provinsi Riau termasuk masalah pemberian izin pembukaan lahan. Tetapi sejak tahun 2007 DISHUT tidak lagi menerbitkan izin konversi hutan alam. Pemberian izin langsung dikelola oleh pemerintah pusat.

Terhadap kebijakan moratorium yang seharusnya DISHUT mengambil peran dalam pengawasan kehutanan provinsi, mengaku belum menerima aturan tertulis apapun bentuknya dari pemerintah pusat pasca kebijakan moratorium yang diumumkan oleh SBY hingga moratorium diberlakukan 1 januari 2011 lalu. “ kami hanya mendengar kebijakan presiden SBY tentang moratorium yang diberlakukan selama dua tahun, namun aturan tertulis tentang petunuj  teknis pelaksanaan dan pengasawan moratorium belum ada kami terima. Sebenarnya kebijakan moratorium ini diambil dalam rangka kemitraan untuk berkontribusi dalam pengurangan signifikan emisi rumah kaca dari deforestasi, degradasi hutan dan konversi lahan gambut antara Indonesia dan Nowergia dengan penandatanganan Letter Of Intent pada tanggal 26 Mei 2010, Nowergia sepakat mendukung upaya ini dengan cara memberikan kompensasi ke Indonesia satu miliar dolar AS” jelas lebar pak silahudin selaku pengelola REDD. Wacana moratorium belum terdengar untuk di sinkronkan dengan system perdagangan karbon, tetapi sepertinya pemerintah provinsi Riau tertarik dengan isu ini, hal ini dibuktikan adanya bagian perumusan system REDD di Provinsi Riau. Implementasi moratorium adalah penghentian pembarian izin baru atas konversi lahan dan hutan gambut yang menyebabkan terjadinya deforestasi. Pertanyaan mendasar dilontarkan, apa sebenarnya landasan kebijakan moratorium yang diambil dan setengah hatikan pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan ini?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS