Curhat untuk presiden II                                                                                                                                                                                                                                                 
Dan aku menjadi tahu….
(dalam dialog sunyi)

Dan diri tercenung mendapat bait pesan balik dari presiden. Ada Dialog sunyi. Neuron secepat kilat mentrasfer segala rangsang baca yang tertangkap oleh mata untuk diteruskan ke pusat pengendali kehidupan manusia, otak. Ruh memerintahkan sang otak berkompromi dengan jiwanya juga hati tuk meresapi bait-bait makna kata indah itu. Tiba-tiba seketika ia berontak “ itu hanya kata baik syair” . hati mendengar “oh tidak wahai sang pengendali kerja jasad. Dengarkan aku, jiwa dan hati yang tak akan pernah bohong dan bukan menyombong karena itu memang fitrah yang Allah ciptakan kepada kami, maka ikutilah kami. Benar apa yang dikatakan jasad dan sang ruh tegar di seberang sana. Dia juga mengalami itu, sama seperti apa yang dialami diri yang sedang aku tumpangi ini. Maka mari kita merangkul. Dengarkanlah kami, supaya nafsu tak menguasai mu yang membuat mu nanti semakin jauh dariNYA.  Maka dengarkan ia, dengarkan katanya, dengarkan sapaannya..” 

Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman

Wahai diri...
Allah ada tatkala hati terluka
Allah ada tatkala raga menderita
Allah ada tatkala sukma dihina
Allah ada tatkala bahagia menyapa

Wahai diri...
Ujian kan datang silih berganti
seperti layaknya pergantian hari
hadapi ia dengan rumus Illahi
Niscaya kedamaian kan bersemi di hati

Wahai diri...
Jangan pernah takut melangkah
Niatkan semua peran tuk ibadah
selama ikhtiar dan doa melantun indah
Allah jualah pengubur segala resah, gundah dan gelisah
Sabar dan ikhlas ciri mukmin yang kaffah

Wahai diri...
Hidup ini hanya sekali
sejatinya hidup tuk mengabdi
kepada Illahi Robbi penguasa alam ini
jadilah seorang muslim sejati
karena surga-Nya telah menanti

“nah, sudahkah kau teliti dan resapi? Adalah salah yang dikatanya?” lembut nafs bertanya. Senyap beberapa detik disana. “ perintahkanlah aku, apapun yang kau perintahkan untukNYA maka akan aku kerjakan, kumohon kuatkan jua dirimu supaya aku tak mudah dikendalikan oleh nafs jahat yang menjauhkan diri dariNYA”. Nafs terkejut melihat kata taat sang pengendali. Senyum, tenang dan tentram tiba-tiba menyelimuti segenap sudut raga. Dan ia rasa satu garis simetri tertarik, membentuk garisan yang indah menghiasi wajah sang diri. Perang usai, bersama kata sepakat dalam dialog sunyi. Untuk saat ini. Dan semoga seterusnya. Sampai perjuangan usai. Sampai batas waktu yang ditunggu. Allahumaana….
Dan aku menjadi tahu…


                                                                                                                                   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar